Dalam hidupku, aku selalu mempunyai keinginan
yang harus selalu bisa aku wujudkan, aku berambisi sesuatu yang aku inginkan
harus bisa selalu terpenuhi. Aku berusaha keras untuk mendapatkannya dan Tuhan
yang maha baik memberikannya untuk ku. Setelah satu persatu-satu keinginan ku
terpenuhi aku menyadari satu hal.. ternyata apa yang aku inginkan belum tentu
menjadi apa yang terbaik untukku. Entah karna aku hanya ingin sekedar merasakan
atau setiap mimpiku adalah mimpi yang buruk.
Setelah itu aku berfikir, aku hanya akan menjalani
hidup normal seperti orang pada umumnya, menyelesaikan pendidikan, mempunyai
pekerjaan, menikah diwaktu yang tepat, memiliki anak-anak yang lucu, mereka
tumbuh besar dan aku menua. Ketika aku memutuskan untuk mewujudkan mimpi ku
yang sederhana itu, hidup ku seperti berjalan melalui terowongan gelap. Tapi tak
ku sangka akan segelap ini, tak ku sangka akan menjadi hampa dan sesepi ini.
Dan
Ini kisah pertama ku menjadi dewasa..
Hari itu bermula saat aku telah menyelesaikan
pendidikan ku. Aku berfikir apa yang harus aku lakukan setelah ini, apakah aku
akan bersantai dirumah selama setahun dengan makan tidur lalu menonton drama
korea, atau aku akan mengikuti les bahasa asing, kursus memasak, pelatihan
musik, bernyanyi atau menari balet? Atau aku akan pergi mengelilingi kota-kota
kecil, berpetualang seperti backpacker atau kembali kekampung halaman ku dan menjadi
bunga desa disana.
Tidak, tidak ada satupun pilihan diatas yang
aku lakukan, karna aku menyadari hidup dikota yang kejam ini membutuhkan uang,
membutuhkan tingkatan posisi, membutuhkan sanjungan. Aku memutuskan untuk
mencari pekerjaan (uang), aku ingin setiap pagi datang aku tau harus melakukan
apa aku tau apa kegiatan ku hari ini, aku tau apa yang bisa aku hasilkan. Ternyata
mencari pekerjaaan (uang) itu lebih sulit seribu kali lipat daripada mencari
pacar.. aku merasakan rasanya ditolak, di beri harapan palsu, menunggu, rasanya
berjuang, kelelahan dan hampir putus asa.
Sampai disuatu hari saat seribu perusahaan telah
mengabaikanku, akhirnya aku menemukan tempat untuk berlabuh. Dan ini tempat
bekerja pertama ku digedung 20 lantai yang berdiri ditengah keramaian ibu kota.
First impression, aku sangat menyukai tempat ini. Meja kerja pertama ku, bos
pertama ku, pertemuan pertama ku dengan rekan kerja, suasana dan semua orang
disini sangat welcome dan baik. Setiap hari berganti terlewati yang aku rasakan
adalah bahagia menjadi dewasa. Aku merasa kehadiran ku ditunggu dan aku
dibutuhkan disana. Tempat bekerja dimana aku seperti bertemu keluarga baru, aku
senang karna bisa minum susu milo dan makan roti kelapa kesukaan ku, berpakaian
casual, menggunakan sendal jepit andalan ku hihi, aku yang dulunya manja menyebalkan
bisa menjadi mandiri dengan berangkat kerja dan pulang tanpa merepotkan orang
lain. Aku menyukai waktu lembur, waktu banyaknya event-event yang aku ikuti,
aku menyukai hari libur bahkan setiap hari terasa seperti liburan karna aku
Happy dan Enjoy.
Saat aku mulai merasa hidup ini indah dan normal
seperti impianku. Aku dihadapkan oleh pilihan yang membuat ku harus berpindah
dari zona nyaman, ada satu perusahaan lain yang mengajak ku untuk bergabung,
seolah mengatakan inilah tempat dimana seharusnya aku berada. "Dream Come True",
pekerjaan yang menjadi impian ku setelah lulus kuliah, menjadi anak Travel
sesungguhnya.
Keputusan yang sulit.. hati ku mengatakan tidak
ingin meninggalkan pekerjaan pertama ku tapi logika dan gengsi mengalahkan
segalanya. Pada akhirnya aku melepaskan yang diinginkan hati ku. Aku meninggalkan
pekerjaan pertama ku, kebahagian ku yang teramat singkat.
Untuk
pertama kalinya matahari pagi yang aku lihat tampak berbeda, aku tidak lagi melihatnya
sambil tersenyum. Hari itu aku berfikir apakah keputusan ku akan membuatku
menyesal?
Hari pertama ku ditempat baru, semua orang
disini sibuk berkutat dengan komputernya, suasana yang berbeda, rekan yang
berbeda, tempat ini sangat berbeda daripada tempat kerja pertama ku. Dan benar
hari pertama ku bekerja disina aku menangis, aku seperti tidak ingin datang
lagi kesana, aku ingin kembali ke kehidupan normal ku. Karna aku merasa berada
dilabirint penuh kesesatan, hidup didunia gelap seperti tidak ada seorangpun
yang menyadari peluhku. Aku ingin sekali keluar dan pergi. Tempat baru
ku yang menyebalkan, aku tidak mengerti apa yang mereka semua lakukan, aku
tidak menyukai saat aku harus makan sendirian bersama bangku-bangku kosong,
karna ditempat kerja pertama ku, kita selalu makan bersama bercerita dan
menertawakan hal-hal yang tidak penting, disini tidak ada yang membuat ku
tertawa, tidak ada orang yang bisa ku jadikan teman bercerita, mereka semua
baik tapi aku hanya tidak merasa nyaman saja. Karna aku selalu merindukan
tempat kerja pertama ku.. disini yang aku inginkan hanyalah pulang dan tidur,
dan keesokannya bangun untuk mengatakan aku tidak ingin lagi bekerja disana.
Setelah itu aku berfikir, Come on! aku sudah
dewasa aku tidak boleh lagi kabur dan harus menghadapai situasi ini. Mungkin
aku hanya belum terbiasa lambat laun aku akan beradaptasi dengan suasana dan
lingkungan disini, aku yakin aku akan terbiasa nantinya. Setelah hari-hari
berlalu berganti tak ada yang berubah! tempat ini tetap sama, membuat ku semakin
sesak, aku semakin muak karna berperan sebagai orang lain, aku tidak hidup
menjadi diriku sendiri, tak ada hal yang membuat ku merasa tenang dan nyaman,
tempat ini membuat ku ketakutan dan selalu berfikir ingin menyerah. Ternyata
menjadi dewasa sesulit ini.
Kapan aku bisa keluar dari labirint yang
mengikat ini? aku ingin sekali keluar dan bersembunyi ditempat tidak ada satu
orang pun yang mengetahui keberadaan ku, aku tidak ingin ditemukan oleh
siapapun. Haruskah aku melakukkannya? Haruskah aku menjadi egois lagi? Memikirikan
diriku sendiri dan lari dari kenyataan ini?