Aku tahu
Kamu tak pernah sibuk. Aku tahu Kamu selalu mendengar isi hatiku meskipun Kamu
tak segera memberi pukpuk di bahuku. Aku tak perlu curiga pada Mu, soal Kamu
mendengar doaku atau tidak. Aku percaya telinga Mu selalu tersedia untuk
siapapun yang percaya pada Mu. Aku yakin pelukan Mu selalu terbuka bagi
siapapun yang lelah pada dunia yang membuatnya menggigil. Aku mengerti tangan
Mu selalu siap menyatukan kembali kepingan-kepingan hati yang patah ini Tuhan.
Masih
tentang hal yang sama, Tuhan. Aku belum ingin mengganti topik. Tentang dia.
Seseorang yang selalu ku perbincangkan sangat lama bersama Mu. Seseorang yang
selalu ku sebut dalam setiap frasa kata ketika aku bercakap panjang dengan Mu.
Aku sudah
tahu, perpisahan yang Kau ciptakan adalah sesuatu yang terbaik untuk ku. Aku
mengerti kalau Kamu sudah mempersiapkan seseorang yang jauh lebih baik darinya.
Tapi… bukan berarti aku tak menyebut namanya lagi dalam doaku
bukan? Meskipun aku tahu, dia sudah menemukan penggantiku, entah lebih
baik atau lebih buruk dariku. Atas alasan apapun, aku harus turut bahagia
mendengar berita itu, karena ia tak perlu merayakan kesedihannya seperti yang
aku lakukan setiap pergantian hari, minggu, bulan, sampai saat ini.
Sungguh… aku
tak pernah ingin dia merasakan sakit seperti yang kurasakan, Tuhan. Aku tak
pernah tega melihat kecintaan ku terluka seperti luka yang belum juga kering di
dada ku. Aku hanya ingin kebahagiaannya terjamin oleh Mu, dengan atau tanpa aku.
Tolong kali
ini jangan tertawa, Tuhan. Aku tentu saja menangis, dadaku sesak ketika tahu
semua berlalu begitu cepat. Apalagi ketika dia menemukan penggantiku hanya
dalam hitung yang ku anggap itu sangat singkat. Aku memang tak habis pikir.
Bukannya ingin berpikiran negatif, tapi ternyata setiap manusia punya topengnya
masing-masing. Ia berganti-ganti peran sesukanya. Sementara aku belum cukup
cerdas untuk mengerti wajah dan kenampakan aslinya. Aku hanya melihat segala
hal yang ia tunjukkan pada ku, tanpa pernah tahu apa yang sebenarnya ada dalam
hatinya.
Apapun yang
terjadi saat ini.. He is only the best I ever had :) dan aku mungkin
hanya butuh waktu untuk memulihkan kembali perasaan ini. Tuhan.. Jika sampai
saat ini belum juga kering pelupuk mata ini dan jika hati ini masih mengaung
seperti singa yang haus akan mangsa.. Percayalah, ini semua bukan karna aku
membenci Mu, Tuhan. Sungguh, bukan karna aku menyalahkan Mu telah membuat kisah
ini untuk ku. Tapi, aku hanya tak tahu lagi bagaimana caranya untuk tetap
berpura pura tegar.
Jika air
mata yang mengalir dapat memupuk ketabahan dan keikhlasan, maka biarkanlah ia
mengalir di pipi ini. Biarkan Tuhan, Karna kini berat sangat ku rasa untuk
tetap berpura pura tersenyum seolah tak terjadi apa apa. Tuhan malam ini aku
sangat merindukan nya... aku berdoa agar dia selalu kau berikan kebahagian.
Kerinduan ku pada nya kan terganti indah saat ku dengar kabar, dia akan selalu
baik-baik saja.
-by liarosabcd in
♫Pasto-
Jujur aku tak sanggup
No comments:
Post a Comment