Saturday, 16 January 2016

tlah pergi


Hai...
Punggung yang dulu pernah menghilang, kembali dan kini kamu menghilang lagi. Perasaan ini tetap sama sebelum dan sesudah kau pergi. Perasaan yang dulu pernah menahan ku dalam rasa sakit yang kini mengajarkan ku untuk terbiasa.
Tahukah kamu saat kamu merajuk?
Saat kamu membentak ku?
Saat kamu melarang ku melakukan ini dan itu?
Saat kamu marah-marah dan merasa tidak dipedulikan?
Saat kamu lebih memilih diam membisu?
Saat kamu tak ada kabar?
Saat kamu tiba-tiba menghilang?
dan saat kamu lebih asyik bergurau bersama orang lain?" Aku berusaha untuk tetap setia menjaga perasaan ini, tidak memilih pergi, menunggu mu dan berharap kamu kan menoleh tuk kembali.
"Tapi sesakit inikah mencintai dirimu?"
Entahlah, yang pasti aku terlalu bodoh terus saja menyimpan rasa itu rasa yang seharusnya sudah lama ku tinggalkan tapi kamu berhasil membuatku tetap mencintai dirimu. Berjuta harapan kamu berikan, berjuta kepercayaan ku berikan lagi pada mu dan berjuta rasa sakit dan kecewa harus ku rasakan lagi.
Ya, aku memilih mundur untuk bisa mengakhiri hubungan ini. Biarkan aku menepi untuk bisa mengikhlaskan diri mu. Jika suatu hari nanti Tuhan memberikan kebahagian yang begitu indah pada mu, ingatlah aku selalu menyelipkan nama mu di antara orang-orang yang ku sayang setelah ke dua orang tua ku. Dan jika merindukanmu saja membuatku merasa berdosa. Maka jalan keluar satu-satunya adalah menutup perasaanku sampai di sini saja. Semoga kamu selalu bahagia dengan segala keputusan yang telah kamu pilih.


by: Ayyi-Hipwee

Friday, 8 January 2016

Tuhan aku merindukan nya...

Aku tahu Kamu tak pernah sibuk. Aku tahu Kamu selalu mendengar isi hatiku meskipun Kamu tak segera memberi pukpuk di bahuku. Aku tak perlu curiga pada Mu, soal Kamu mendengar doaku atau tidak. Aku percaya telinga Mu selalu tersedia untuk siapapun yang percaya pada Mu. Aku yakin pelukan Mu selalu terbuka bagi siapapun yang lelah pada dunia yang membuatnya menggigil. Aku mengerti tangan Mu selalu siap menyatukan kembali kepingan-kepingan hati yang patah ini Tuhan.
Masih tentang hal yang sama, Tuhan. Aku belum ingin mengganti topik. Tentang dia. Seseorang yang selalu ku perbincangkan sangat lama bersama Mu. Seseorang yang selalu ku sebut dalam setiap frasa kata ketika aku bercakap panjang dengan Mu.
Aku sudah tahu, perpisahan yang Kau ciptakan adalah sesuatu yang terbaik untuk ku. Aku mengerti kalau Kamu sudah mempersiapkan seseorang yang jauh lebih baik darinya. Tapi… bukan berarti aku tak menyebut namanya lagi dalam doaku bukan? Meskipun aku tahu, dia sudah menemukan penggantiku, entah lebih baik atau lebih buruk dariku. Atas alasan apapun, aku harus turut bahagia mendengar berita itu, karena ia tak perlu merayakan kesedihannya seperti yang aku lakukan setiap pergantian hari, minggu, bulan, sampai saat ini.
Sungguh… aku tak pernah ingin dia merasakan sakit seperti yang kurasakan, Tuhan. Aku tak pernah tega melihat kecintaan ku terluka seperti luka yang belum juga kering di dada ku. Aku hanya ingin kebahagiaannya terjamin oleh Mu, dengan atau tanpa aku.
Tolong kali ini jangan tertawa, Tuhan. Aku tentu saja menangis, dadaku sesak ketika tahu semua berlalu begitu cepat. Apalagi ketika dia menemukan penggantiku hanya dalam hitung yang ku anggap itu sangat singkat. Aku memang tak habis pikir. Bukannya ingin berpikiran negatif, tapi ternyata setiap manusia punya topengnya masing-masing. Ia berganti-ganti peran sesukanya. Sementara aku belum cukup cerdas untuk mengerti wajah dan kenampakan aslinya. Aku hanya melihat segala hal yang ia tunjukkan pada ku, tanpa pernah tahu apa yang sebenarnya ada dalam hatinya.
Apapun yang terjadi saat ini.. He is only the best I ever had :) dan aku mungkin hanya butuh waktu untuk memulihkan kembali perasaan ini. Tuhan.. Jika sampai saat ini belum juga kering pelupuk mata ini dan jika hati ini masih mengaung seperti singa yang haus akan mangsa.. Percayalah, ini semua bukan karna aku membenci Mu, Tuhan. Sungguh, bukan karna aku menyalahkan Mu telah membuat kisah ini untuk ku. Tapi, aku hanya tak tahu lagi bagaimana caranya untuk tetap berpura pura tegar.
Jika air mata yang mengalir dapat memupuk ketabahan dan keikhlasan, maka biarkanlah ia mengalir di pipi ini. Biarkan Tuhan, Karna kini berat sangat ku rasa untuk tetap berpura pura tersenyum seolah tak terjadi apa apa. Tuhan malam ini aku sangat merindukan nya... aku berdoa agar dia selalu kau berikan kebahagian. Kerinduan ku pada nya kan terganti indah saat ku dengar kabar, dia akan selalu baik-baik saja.

-by liarosabcd in

♫Pasto- Jujur aku tak sanggup