Hai...
Punggung yang dulu pernah menghilang, kembali dan kini
kamu menghilang lagi. Perasaan ini tetap sama sebelum dan sesudah kau
pergi. Perasaan yang dulu pernah menahan ku dalam rasa sakit yang kini
mengajarkan ku untuk terbiasa.
Tahukah kamu saat kamu merajuk?
Saat kamu membentak ku?
Saat kamu melarang ku melakukan ini dan itu?
Saat kamu marah-marah dan merasa tidak dipedulikan?
Saat kamu lebih memilih diam membisu?
Saat kamu tak ada kabar?
Saat kamu tiba-tiba menghilang?
dan saat kamu lebih asyik bergurau bersama orang
lain?" Aku berusaha untuk tetap setia menjaga perasaan ini, tidak memilih
pergi, menunggu mu dan berharap kamu kan menoleh tuk kembali.
"Tapi sesakit inikah mencintai dirimu?"
Entahlah, yang pasti aku terlalu bodoh terus saja
menyimpan rasa itu rasa yang seharusnya sudah lama ku tinggalkan tapi kamu
berhasil membuatku tetap mencintai dirimu. Berjuta harapan kamu berikan,
berjuta kepercayaan ku berikan lagi pada mu dan berjuta rasa sakit dan kecewa
harus ku rasakan lagi.
Ya, aku memilih mundur untuk bisa mengakhiri hubungan
ini. Biarkan aku menepi untuk bisa mengikhlaskan diri mu. Jika suatu hari nanti
Tuhan memberikan kebahagian yang begitu indah pada mu, ingatlah aku selalu
menyelipkan nama mu di antara orang-orang yang ku sayang setelah ke dua orang
tua ku. Dan jika merindukanmu saja membuatku merasa berdosa. Maka jalan keluar
satu-satunya adalah menutup perasaanku sampai di sini saja. Semoga kamu selalu
bahagia dengan segala keputusan yang telah kamu pilih.
by: Ayyi-Hipwee