Friday, 23 March 2018

Karna ini dewasa pertama ku

Dalam hidupku, aku selalu mempunyai keinginan yang harus selalu bisa aku wujudkan, aku berambisi sesuatu yang aku inginkan harus bisa selalu terpenuhi. Aku berusaha keras untuk mendapatkannya dan Tuhan yang maha baik memberikannya untuk ku. Setelah satu persatu-satu keinginan ku terpenuhi aku menyadari satu hal.. ternyata apa yang aku inginkan belum tentu menjadi apa yang terbaik untukku. Entah karna aku hanya ingin sekedar merasakan atau setiap mimpiku adalah mimpi yang buruk.
Setelah itu aku berfikir, aku hanya akan menjalani hidup normal seperti orang pada umumnya, menyelesaikan pendidikan, mempunyai pekerjaan, menikah diwaktu yang tepat, memiliki anak-anak yang lucu, mereka tumbuh besar dan aku menua. Ketika aku memutuskan untuk mewujudkan mimpi ku yang sederhana itu, hidup ku seperti berjalan melalui terowongan gelap. Tapi tak ku sangka akan segelap ini, tak ku sangka akan menjadi hampa dan sesepi ini.

Dan Ini kisah pertama ku menjadi dewasa..
Hari itu bermula saat aku telah menyelesaikan pendidikan ku. Aku berfikir apa yang harus aku lakukan setelah ini, apakah aku akan bersantai dirumah selama setahun dengan makan tidur lalu menonton drama korea, atau aku akan mengikuti les bahasa asing, kursus memasak, pelatihan musik, bernyanyi atau menari balet? Atau aku akan pergi mengelilingi kota-kota kecil, berpetualang seperti backpacker atau kembali kekampung halaman ku dan menjadi bunga desa disana.
Tidak, tidak ada satupun pilihan diatas yang aku lakukan, karna aku menyadari hidup dikota yang kejam ini membutuhkan uang, membutuhkan tingkatan posisi, membutuhkan sanjungan. Aku memutuskan untuk mencari pekerjaan (uang), aku ingin setiap pagi datang aku tau harus melakukan apa aku tau apa kegiatan ku hari ini, aku tau apa yang bisa aku hasilkan. Ternyata mencari pekerjaaan (uang) itu lebih sulit seribu kali lipat daripada mencari pacar.. aku merasakan rasanya ditolak, di beri harapan palsu, menunggu, rasanya berjuang, kelelahan dan hampir putus asa. 
Sampai disuatu hari saat seribu perusahaan telah mengabaikanku, akhirnya aku menemukan tempat untuk berlabuh. Dan ini tempat bekerja pertama ku digedung 20 lantai yang berdiri ditengah keramaian ibu kota. First impression, aku sangat menyukai tempat ini. Meja kerja pertama ku, bos pertama ku, pertemuan pertama ku dengan rekan kerja, suasana dan semua orang disini sangat welcome dan baik. Setiap hari berganti terlewati yang aku rasakan adalah bahagia menjadi dewasa. Aku merasa kehadiran ku ditunggu dan aku dibutuhkan disana. Tempat bekerja dimana aku seperti bertemu keluarga baru, aku senang karna bisa minum susu milo dan makan roti kelapa kesukaan ku, berpakaian casual, menggunakan sendal jepit andalan ku hihi, aku yang dulunya manja menyebalkan bisa menjadi mandiri dengan berangkat kerja dan pulang tanpa merepotkan orang lain. Aku menyukai waktu lembur, waktu banyaknya event-event yang aku ikuti, aku menyukai hari libur bahkan setiap hari terasa seperti liburan karna aku Happy dan Enjoy.
Saat aku mulai merasa hidup ini indah dan normal seperti impianku. Aku dihadapkan oleh pilihan yang membuat ku harus berpindah dari zona nyaman, ada satu perusahaan lain yang mengajak ku untuk bergabung, seolah mengatakan inilah tempat dimana seharusnya aku berada. "Dream Come True", pekerjaan yang menjadi impian ku setelah lulus kuliah, menjadi anak Travel sesungguhnya.
Keputusan yang sulit.. hati ku mengatakan tidak ingin meninggalkan pekerjaan pertama ku tapi logika dan gengsi mengalahkan segalanya. Pada akhirnya aku melepaskan yang diinginkan hati ku. Aku meninggalkan pekerjaan pertama ku, kebahagian ku yang teramat singkat.
Untuk pertama kalinya matahari pagi yang aku lihat tampak berbeda, aku tidak lagi melihatnya sambil tersenyum. Hari itu aku berfikir apakah keputusan ku akan membuatku menyesal?
Hari pertama ku ditempat baru, semua orang disini sibuk berkutat dengan komputernya, suasana yang berbeda, rekan yang berbeda, tempat ini sangat berbeda daripada tempat kerja pertama ku. Dan benar hari pertama ku bekerja disina aku menangis, aku seperti tidak ingin datang lagi kesana, aku ingin kembali ke kehidupan normal ku. Karna aku merasa berada dilabirint penuh kesesatan, hidup didunia gelap seperti tidak ada seorangpun yang menyadari peluhku. Aku ingin sekali keluar dan pergi. Tempat baru ku yang menyebalkan, aku tidak mengerti apa yang mereka semua lakukan, aku tidak menyukai saat aku harus makan sendirian bersama bangku-bangku kosong, karna ditempat kerja pertama ku, kita selalu makan bersama bercerita dan menertawakan hal-hal yang tidak penting, disini tidak ada yang membuat ku tertawa, tidak ada orang yang bisa ku jadikan teman bercerita, mereka semua baik tapi aku hanya tidak merasa nyaman saja. Karna aku selalu merindukan tempat kerja pertama ku.. disini yang aku inginkan hanyalah pulang dan tidur, dan keesokannya bangun untuk mengatakan aku tidak ingin lagi bekerja disana.
Setelah itu aku berfikir, Come on! aku sudah dewasa aku tidak boleh lagi kabur dan harus menghadapai situasi ini. Mungkin aku hanya belum terbiasa lambat laun aku akan beradaptasi dengan suasana dan lingkungan disini, aku yakin aku akan terbiasa nantinya. Setelah hari-hari berlalu berganti tak ada yang berubah! tempat ini tetap sama, membuat ku semakin sesak, aku semakin muak karna berperan sebagai orang lain, aku tidak hidup menjadi diriku sendiri, tak ada hal yang membuat ku merasa tenang dan nyaman, tempat ini membuat ku ketakutan dan selalu berfikir ingin menyerah. Ternyata menjadi dewasa sesulit ini.
Kapan aku bisa keluar dari labirint yang mengikat ini? aku ingin sekali keluar dan bersembunyi ditempat tidak ada satu orang pun yang mengetahui keberadaan ku, aku tidak ingin ditemukan oleh siapapun. Haruskah aku melakukkannya? Haruskah aku menjadi egois lagi? Memikirikan diriku sendiri dan lari dari kenyataan ini?